INILAHCOM, London - Pemerintah AS dan Ekuador sama-sama membantah, mereka bersekongkol untuk menutup akses internet terhadap pendiri Wikileaks, Julian Assange.
The Guardian melaporkan Rabu (19/10/2016), dalam pernyataan resminya, departemen luar negeri Ekuador menjelaskan, “Kami menjunjung tinggi prinsip tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri sebuah negara lain,” tulisnya. Demikian pula bantahan AS. “Berita yang menyebut Menlu John Kerry terlibat menutup Wikileaks, adalah tidak benar,” ujar John Kirby, juru bicara Deplu AS.
Kasus pembekuan akses internet Julian Assange mencuat, setelah aktris AS Pamela Anderson mengunjungi pendiri Wikileaks itu di Kedubes Ekuador di London, Sabtu akhir pekan lalu. Usai pertemuan, Pamela Anderson mengungkapkan pada wartawan bahwa ia membawakan sandwich sayuran dari restoran Pret a Manger.
Tiga twitter Wikileaks menyebutkan roti yang dibawa bintang sensual AS itu mengandung racun pembunuh. Hal itu diungkap beberapa saat sebelum akses internet Julian Assange mati total. Akses internet itu ditutup pihak Kedubes Equador setelah Julian Assange menerbitkan sejumlah berita bocoran yang berisi pertukaran email antara Hillary Clinton dan John Podesta, juru kampanyenya.
Dalam bocoran itu disebutkan Podesta mengusulkan sejumlah nama sebagai calon wapres. Di antaranya, Bill Gates dan Melida Gates, Tim Cook dan Michael Bloomberg dan beberapa nama lainnya. Tentu saja berita bocoran itu dapat melemahkan posisi Hillary Clinton yang kini berada di atas angin, dalam pemilu presiden AS November nanti.
Belum jelas apakah akses internet Julian Assange benar-benar diputus, mengingat selama ini pendiri Wikileaks itu masih mengirim kicauan lewat twitter. “Kami punya saluran cadangan yang digunakan dalam keadaan darurat,” bunyi pernyataan Wikileaks.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "AS dan Equador Bantah Stop Akses Internet Assange"
Posting Komentar