INILAHCOM, Washington DC - Sebuah laptop dan perangkat telepon genggam milik Yayasan Clinton yang digunakan menerima email dari Hillary Clinton dinyatakan hilang.
The Guardian melaporkan, hal itu diungkap dalam nota Badan Federal Investigasi, FBI yang dikeluarkan Jumat (2/9/2016). Kata-kata “Clinton tidak ingat lagi”, mendorong pihak FBI akhirnya merekomendasikan bahwa Hillary tidak dapat didakwa di pengadilan.
FBI terpaksa mengungkap kejanggalan itu, setelah anggota Kongres dari Partai Republik mempertanyakan posisi Hillary Clinton yang dianggap melanggar aturan pemerintah. Selama menjadi menteri luar negeri AS, Hillary menyimpan seluruh email dinasnya ke dalam server pribadi di rumahnya di New York.
Kejanggalan lain yang ditemukan, yakni Monica Hanley, bekas pembantu Hillary menerima sejumlah besar email dari Yayasan Clinton. Monica mengirimnya kepada 'seseorang' yang kemudian menghapusnya secara tak sengaja. Alasannya, saat memindahkan dari laptop Apple, sejumlah dokumen tak terkirim ke laptop merek Microsoft sehingga hilang di tengah jalan.
Dan yang lebih mengherankan, FBI menemukan bukti bahwa beberapa dari 13 perangkat komputer dan telepon genggam yang biasa digunakan Hillary juga hilang. Bahkan Hillary mengaku tidak tahu bahwa sejumlah email yang dikirimkan ke server pribadinya banyak yang mengandung rahasia negara.
“Wawancara Hillary Clinton dengan FBI tidak jujur dan jawabannya tidak memiliki dasar kuat,” ujar Reince Priebus, ketua komite Nasional Republik di Kongres. “Ada dua kemungkinan yang dapat ditarik dari Clinton: Dia tidak kompeten atau jelas-jelas berbohong,” kata Reince Priebus.
Dari kasus ini bisa diduga, skandal email pribadi itu akan dijadikan senjata ampuh bagi Donald Trump, lawan politik dari Republik dalam perdebatan calon presiden pada 29 September mendatang.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Hillary Mengaku Lupa Soal Email Rahasia pada FBI"
Posting Komentar