INILAHCOM, Bangkok - Thailand berencana untuk menjual sisa 11,4 juta ton beras stok pemerintah dalam waktu dua bulan mulai pekan depan.
Eksportir beras terbesar kedua di dunia setelah India itu telah mengurangi stok yang tersisa setelah akhir skema beras pembelian di bawah pemerintahan sebelumnya.
Pemerintah militer yang mengambil alih setelah kudeta Mei 2014 telah melelang 5,05 juta ton beras senilai US$1,5 milyar (sekitar Rp20 triliun) melalui beberapa tender sejak mengambil kekuasaan, demikian lansir VOA News.
Beberapa pedagang meragukan kemampuan pemerintah untuk menjual beras yang tersisa hanya dalam dua bulan.
Pemerintah sebelumnya mengatakan hal itu dilakukan bertujuan untuk membersihkan persediaan pada akhir 2017.
"Lelang akan dimulai pekan depan, dengan satu juta ton beras untuk setiap lot. Kami bertujuan untuk melelang semua ini dalam waktu dua bulan," kata sekretaris kementerian perdagangan, Chutima Bunyapraphasara, yang juga sekretaris dewan manajemen beras Thailand.
Chutima mengatakan stok beras yang tersisa senilai lebih dari 100 miliar baht (sekitar Rp 37 triliun).
Supachai Vorraapinyaporn, Presiden Tanasan Rice Group, eksportir beras terbesar ketiga di Thailand, mengatakan target pemerintah dari penumpukan beras dalam waktu dua bulan itu tidak mungkin.
"Ini adalah satu juta persen tidak mungkin, mengingat lelang sebelumnya yang bulanan, dan hanya terjual sekitar 400.000 ton," kata Supachai.
"Mungkin maksud mereka dua tahun, bukan dua bulan," tambahnya.
Thailand memiliki sekitar 100.000 ton beras berkualitas bagus di gudang negara. Sisa saham termasuk 7,5 juta ton beras berkualitas standar untuk konsumsi masyarakat, 1,5 juta ton beras yang dialokasikan untuk keperluan industri, dan 2,4 juta ton beras lainnya .
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Thailand Akan Jual 11 Juta Ton Beras dalam 2 Bulan"
Posting Komentar