INILAHCOM, Guatemala City - Guatemala mengirim 3.000 tentara ke perbatasan yang disengketakan dengan Belize sebagai tindakan pencegahan setelah seorang bocah 13 tahun tewas tertembak.
"Ini hanya tindakan pencegahan, bukan deklarasi perang," ujar Menteri Pertahanan Guatemala Williams Mansilla kepada wartawan, seperti dilansir SkyNews.
Mansilla mengatakan, bocah bernama Julio Rene Alvarado Ruano sedang berjalan pulang dari bekerja di ladang pada pekan lalu ketika ia ditembak, ayah dan kakaknya juga terluka.
Sementara itu otoritas Belize menyangkal pernyataan ini dengan mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan membela diri.
Pemerintah Belize mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan mereka sedang menyelidiki pembukaan lahan ilegal di daerah Cebada dari Taman Nasional Chiquibul di Belize Barat.
Ketika itu mereka menahan seorang pria Guatemala yang dicurigai melakukan kegiatan terlarang. Kemudian patroli tersebut diserang ketika malam tiba dan tentara patroli menembak untuk membela diri.
Dalam sebuah tanggapan pedas, kementerian Guatemala mengatakan , "Sangat disesalkan bahwa kekuatan pertahanan dari Belize adalah satu-satunya tentara di Amerika Latin dan Karibia yang merasa terancam pada warga sipil tak bersenjata dari negara lain."
Departemen Luar Negeri AS mengatakan keprihatinan mereka, tapi terus mendesak agar dua pihak tenang dan menahan diri. AS juga menyerukan penyelidikan penuh dari fakta-fakta seputar tragedi ini.
Organization of American States (OAS) di zona sengketa merencanakan sebuah penyelidikan atas permintaan kedua pemerintah itu.
"Sekretariat Jenderal OAS menolak mengakui kematian seorang minor Guatemala di tangan patroli Belize dan mendesak kedua belah pihak untuk melipatgandakan upaya untuk membangun perdamaian abadi di zona perbatasan," kata OAS dalam sebuah pernyataan. [ikh]
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Guatemala Kirim 3.000 Tentara ke Perbatasan Belize"
Posting Komentar