INILAHCOM, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak membantah klaim oleh putra pendahulunya Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, bahwa ia tidak memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin negara itu.
Mukhriz membuat pernyataan dalam wawancara yang diterbitkan kemarin di South China Morning Post.
Dalam wawancara itu, Mukhriz menanggapi klaim pemerintah bahwa ayahnya berada di balik tuduhan yang mengatakan Najib terlibat dalam skandal korupsi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB), sebagai bagian dari upaya untuk menggeser PM sehingga ia bisa mengajukan anaknya.
Sebelumnya, Najib yang memimpin dewan penasehat 1MDB ini, telah dituduh korupsi dalam investasi perusahaan negara dan telah diminta mundur oleh Mahathir, karena utang perusahaan sebesar 50 miliar ringgit (sekitar Rp168 triliun).
Pada hari Rabu (20/4/2016), Mukhriz mengatakan kepada kantor berita SCMP, bahwa tuduhan dia ingin menjadi perdana menteri adalah tidak masuk akal, dan mengatakan bahwa sudah jadi rahasisa umum jika Mahathir tidak mengizinkan anggota keluarganya untuk terlibat dalam politik ketika ia menjadi PM untuk menghindari tuduhan nepotisme.
Mahathir sendiri mundur pada 2003 setelah 22 tahun berkuasa.
"Anda akan berpikir bahwa jika [Mahathir] memiliki ambisi seperti bagi saya, dia bisa dengan mudah melakukannya ketika ia berkuasa," katanya.
Pada bulan Maret tahun ini, aktivis, politisi oposisi, dan Mahathir bergabung dalam meluncurkan kampanye untuk menekan sultan untuk membuat Najib mundur atas skandal 1MDB.
Mahathir dianggap menuntut Najib mundur untuk mendorong anaknya, Mukhriz menjadi PM selanjutnya. Namun spekulasi itu kemudian coba diredam Mukhriz dalam wawancaranya.
Namun, Peryataan itu dikecam oleh pihak PM Najib, melalui Sekretari Pers Najib, Teuku Sarifuddi.
"Mukhriz Mahathir mengatakan kepada surat kabar asing ... bahwa ia tidak memiliki ambisi untuk menjadi perdana menteri. Mengapa kemudian dia menjadi UMNO wakil presiden pada 2013? " kata Sariffuddin dalam sebuah pernyataan.
UMNO adalah partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa di Malysia.
"Semua orang di politik Malaysia tahu bahwa hanya seseorang yang ingin menjadi presiden UMNO, dan kemudian secara resmi menjadi perdana menteri, akan berdiri untuk menjadi wakil presiden. Ini adalah langkah kunci pada tangga ke atas," kata Sariffuddin.
Ia juga mempertanyakan, jika bukan Mukhriz lantas siapa yang akan jadi calon alternatif lainnya.
"Mahathir ... setidaknya harus memberikan jawaban langsung pada siapa calon alternatif diberikan, Kenapa dia konsisten mengelak tentang rencananya untuk ... masa depan politik Mukhriz ini?" tanya Sariffuddin.
"Dia harus berhenti mengganggu Malaysia dan pensiun dengan damai, sperti rahmat orang mengharapkan dari mantan negarawan," ketusnya.
"Ini adalah orang-orang, tidak satu orang, yang di bawah konstitusi kita berhak untuk secara demokratis memilih pemerintah mereka dan perdana menteri," tambah Sariffuddin.
Di bawah demokrasi parlementer Malaysia, raja akan menunjuk seseorang yang menurutnya dipercaya dari hasil majelis rendah.
"Konvensi yang telah dikembangkan adalah bahwa partai yang memenangkan pemilu, pemimpinnya kemudian diundang oleh Raja untuk menjadi Perdana Menteri," kata profesor hukum Shad Saleem Faruqi dari Universitas Teknologi Mara.
"Dalam konteks Malaysia, harus UMNO yang akan memutuskan siapa yang memimpin UMNO, dan orang itu akan memenuhi syarat berdasarkan pasal 143 hukum konstitusional [untuk] diundang dalam membentuk pemerintahan," tambah Profesor Faruqi.
Sementara itu, Mahathir telah meninggalkan UMNO pada bulan Februari tahun ini.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Dianggap Munafik, PM Najib Kecam Putra Mahathir"
Posting Komentar