INILAHCOM, Damaskus -- Badan amal CARE memperluas tim pemantau mereka di Suriah, membentuk mekanisme pengaduan dan tidak lagi menyerahkan bantuan ke pemerintah lokal.
Mereka juga meminta berbagai badan PBB, termasuk Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), untuk menyelidiki lebih lanjut dan membuat mekanisme pelaporan baru. Tapi CARE tidak diberikan izin untuk melakukan penelitian di kamp pengungsi Yordania.
Spencer mengklaim sektor bantuan tersebut menutup mata untuk memastikan bahwa bantuan masih sampai ke Suriah selatan.
"Eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan telah diabaikan, hal itu sudah diketahui dan diabaikan selama tujuh tahun," katanya.
"PBB dan sistem yang berjalan seperti saat ini telah memilih agar tubuh perempuan dikorbankan."
"Di suatu tempat ada sebuah keputusan yang dibuat bahwa tidak apa-apa jika tubuh perempuan terus digunakan, disalahgunakan, dilecehkan agar bantuan dikirimkan untuk sekelompok orang yang lebih besar."
Sumber lain yang menghadiri pertemuan bulan Juli 2015 atas nama salah satu badan PBB mengatakan kepada BBC, "Ada laporan kredibel tentang eksploitasi dan pelecehan seksual yang terjadi selama pengiriman bantuan lintas batas dan PBB tidak melakukan langkah serius untuk melakukan mengatasinya atau mengakhirinya."
Seorang juru bicara UNFPA mengatakan telah mendengar kemungkinan kasus eksploitasi dan kekerasan perempuan di Suriah selatan dari CARE. Organisasi itu mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat laporan tentang tuduhan pelecehan atau eksploitasi dari kedua LSM yang bekerja dengan mereka di Suriah selatan. Juru bicara tersebut juga menjelaskan bahwa UNFPA tidak bekerja dengan pemerintah setempat sebagai mitra pelaksana.
Seorang juru bicara Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) mengkonfirmasi bahwa mereka hadir pada pertemuan bulan Juli 2015. Badan amal tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan peninjauan ulang terhadap mitra dan kontraktor lokal di Suriah selatan dan tidak mengetahui adanya tuduhan terhadap mereka pada saat ini. Namun mereka menerima kenyataan bahwa eksploitasi seksual merupakan risiko serius di Suriah dan mengatakan bahwa pihak mereka memperkenalkan mekanisme pengaduan berbasis masyarakat dan lebih banyak pelatihan bagi para mitra mereka.
Juru bicara DfID mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya kasus seperti ini yang melibatkan bantuan Inggris.
"Sudah ada mekanisme untuk mengangkat isu pelecehan dan eksploitasi," kata DfID. "Mitra DfID di Suriah menggunakan monitor pihak ketiga untuk memverifikasi bantuan Inggris yang disalurkan di Suriah."
Juru bicara Oxfam mengatakan bahwa pihaknya tidak bekerja dengan pemerintah lokal yang memberikan bantuan di Suriah selatan hingga 2015, begitu pun sekarang. [bersambung]
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Kekerasan Seksual Diabaikan Bertahun-tahun"
Posting Komentar