INILAHCOM, Kampala - Serangan ulat perusak tanaman mewabah di bagian timur Ugana. Pemerintah negeri itu telah mengumumkan bahaya seranagn tersebut pada Selasa (28/2/2017).
Menteri Pertanian Uganda Vincent Ssempijja, saat berbicara dalam acara peluncuran laporan kondisi keamanan pangan di negeri tersebut mendesak petani agar tetap tenang sementara berbagai langkah sedang dicari untuk memerangi ulat itu.
"Kami telah cukup siap dan tim kami telah dikerahkan untuk menilai wabah tersebut dan memastikan tindakan pengendalian yang diperlukan," kata Ssempijja.
Menurut harian milik negara New Vision, ulat yang tidak diketahui galurnya telah diidentifikasi di sedikitnya 20 distrik yang diketahui sebagai daerah penghasil jagung.
Banyak ilmuwan, kata surat kabar itu --sebagaimana dikutip Xinhua, -- melakukan penelitian mengenai galur ulat tersebut apakah sama dengan fall armyworm (sejenis ulat grayak) yang telah memporak-porandakan pertanian di setidaknya delapan negara Afrika.
Nama armyworm diambil dari kebiasaan hewan tersebut berbaris dalam jumlah banyak seperti tentara, saat hewan itu mencari makanan. Hama itu memakan daun dan pucuk, dan hanya meninggalkan tangkai rapuh dan endapan berwarna coklat saat ulat itu berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain.
Fall armyworm menyerang pertanian Uganda saat negeri itu menderita dampak kekeringan panjang yang mengakibatkan gagal panen serta menyulut krisis pangan.
Banyak ahli memperingatkan jika tak ada tindakan dalam waktu dekat, ulat tersebut bisa menambah parah krisis pangan.
Fall armyworm adalah hama yang relatif baru dari Amerika, yang kemunculannya di Benua Afrika pertama kali dilaporkan di Sao Tome dan Principe sekitar Januari 2016, kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Hama Ulat Mewabah, Uganda Terancam Krisis Pangan"
Posting Komentar