Gambia Punya Dua Presiden Gara-gara Krisis Politik

Gambia Punya Dua Presiden Gara-gara Krisis Politik

INILAHCOM, Banjul - Krisis politik Gambia makin meningkat setelah Yahya Jammeh, presiden yang berkuasa 22 tahun tidak bersedia menyerahkan jabatan kepada Adama Barrow, tokoh oposisi yang hidup di pengasingan.

The New York Times mengabarkan Kamis (19/1/2017), Yahya Jammeh masih bertahan di rumahnya di Banjul, ibukota Gambia dan bertekad hendak mengerahkan pasukan militer pendukungnya. Sementara itu, 26 ribu warga Gambia mengungsi ke negara-negara tetangga, seiring dengan masuknya ratusan tentara Senegal menuju ibukota Banjul.

Bersamaan dengan invasi militer Senegal itu, Adama Barrow, tokoh oposisi yang memenangkan pemilu dilantik menjadi presiden di sebuah gedung Kedutaan Besar Gambia di Dakar, Senegal. Pelantikan yang berlangsung di sebuah ruang Kedubes itu berlangsung meriah. Adama hadir diiringi ratusan pendukungnya yang sebagian besar mengendarai iring-iringan mobil sambil mengenakan baju putih. Adama mengangkat sumpah jabatan sekitar pukul 17.00 waktu setempat, dengan menumpangkan tangannya di atas Al Quran dan mengucapkan janji melayani negara “Tanpa Rasa Takut dan Gagal”.

Adama Barrow tidak dapat menghadiri pemakaman putranya yang tewas digigit anjing akhir pekan lalu. Adama Barrow memutuskan untuk menggunakan gedung Kedubes Gambia di Dakar, karena menjadi tempat paling aman untuk memulai pemerintahan barunya. “Kita adalah Satu Rakyat! Satu Gambia,” katanya.

Adama Barrow adalah seorang pialang properti di Gambia yang memenangkan pemilu Gambia, setelah Yahya Jammeh turun popularitasnya. Penguasa berusia 51 tahun dan berkuasa sejak 22 tahun itu, dikenal bertangan besi dan memenjarakan sejumlah tokoh oposisi. Adama Barrow meninggalkan tanah airnya pekan lalu, untuk meminta bantuan para pemimpin Afrika Barat, guna menyelesaikan krisis politik di dalam negeri Gambia.


Baca Berita Selanjutnya

0 Response to "Gambia Punya Dua Presiden Gara-gara Krisis Politik"

Posting Komentar