INILAHCOM, Roma - Perdana Menteri Italia Matteo Renzi mengundurkan diri setelah mengalami kekalahan telak dalam referendum tentang rencananya untuk melakukan reformasi konstitusi.
Dalam jumpa pers Minggu (4/12/2016) larut malam waktu setempat, ia mengatakan bertanggung-jawab atas hasil ini, dan kubu 'Tidak' kini harus mengajukan proposal yang jelas.
Mengutip BBC, exit poll dari jaringan televisi RAI mengisyaratkan hanya 42-46% suara mendukung reformasi, sementara 54-58% suara memilih 'Tidak'.
"Semoga sukses bagi kita semua," kata PM Renzi kepada para wartawan seraya menyebut ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden Italia, pada Senin (5/12/2016), setelah melakukan rapat kabinet terakhir.
Presiden diperkirakan akan memintanya untuk tetap mengemban jabatan yang sudah disandangnya sejak 2,5 tahun itu hingga disahkannya anggaran negara oleh parlemen, bulan ini juga.
Gagasan reformasi yang diajukan PM Renzi, disebutkan, bertujuan memangkas birokrasi Italia dan membuat negeri itu lebih kompetitif.
Namun referendum justru digunakan sebagai kesempatan untuk mengungkapkan ketidak-puasan publik pada sang perdana menteri.
Kubu 'Tidak' didukung partai-partai populis, dan referendum dianggap sebagai barometer sentimen antikemapanan di Eropa.
Partai populis Gerakan Bintang Lima mengatakan siap untuk memerintah Italia.
"Mulai besok kami akan menyiapkan pembentukan pemerintahan Gerakan Bintang Lima," kata pemimpinnya, Luigi Di Maio.
Sementara pemimpin oposisi, Matteo Salvini, dari kubu antiimigran Liga Utara menyebut hasil ini adalah kemenangan rakyat terhadap kekuatan-kekuatan tiga perempat dunia.
Hasil ini juga disambut kalangan kanan antiimigran di Eropa. Mata uang Euro pun dilaporkan langsung jatuh terhadap Dollar AS setelah hasil referendum tersebut.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Kalah Telak di Referendum, PM Italia Mundur"
Posting Komentar