INILAHCOM, Beijing - Presiden China Xi Jinping memberi pesan serius kepada 90 juta anggota Partai Komunis China: Jangan panggil saya lagi 'Presiden' tetapi panggil saya 'Kamerad'.
The New York Times mengabarkan Selasa (15/11/2016), pesan itu disampaikan Xi Jinping dalam Komisi Politbiro PKC di Beijing, Juli lalu. Pemimpin China itu tampaknya ingin mengulang kembali kebanggaan kata Kamerad atau 'Tongzhi' yang sangat populer di zaman Mao Tze-dong pada tahun 1980-an.
Sayangnya, kata itu tidak menjadi kebanggaan lagi bagi kaum muda China dewasa ini. Sebab kata 'Tongzhi' digunakan bagi kaum gay atau lesbian untuk menyembunyikan gendernya. Fan Popo, seorang aktivis gay dan pembuat film di Beijing menjelaskan “Kata 'Kamerad' digunakan oleh mereka agar tidak malu lagi, seperti halnya menyebut kata 'Tongxinglian' atau homoseksual,” ujar Fan Popo. “Semua orang sudah tahu. Bahkan kondektur bis pun tidak mau lagi menggunakan Tongzhi untuk kaum muda China,” sambung Fan Popo.
Bahkan, kata 'Kamerad' hanya digunakan segelintir pejabat tinggi PKC. Para pemimpin menengah dan rendah menggantinya dengan menyebut gelar seseorang. Jurnal mingguan Study Times mengungkapkan sebutan deputi menteri, boss atau CEO dan kakek atau sejawat dan saudara, malah banyak digunakan belakangan ini.
Entah kenapa, dalam pertemuan Komite Sentral PKC bulan lalu, sebuah pengumuman diedarkan di antara anggota PKC yang isinya tidak lagi menyebut 'Kamerad Xijinping' tetapi berubah menjadi sebutan 'Core Leader' atau 'Pemimpin Inti' sesuai dengan status Xi Jinping yang dianggap sebagai orang kuat di panggung politik China.
“Kekuasaan adalah kekuasaan,” tutur Zhang Lifan, sejarawan dan penulis China. “Kita bisa saja menyebut semua anggota partai Kamerad. Tapi di antara Kamerad pasti hanya ada satu pemimpin tertinggi,” ujarnya.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Sebutan Kamerad Tak Lagi Jadi Kebanggaan di China"
Posting Komentar