INILAHCOM, London - Warga Palestina menuntut Inggris untuk mengeluarkan pernyataan maaf secara resmi karena mendukung berdirinya Negara Israel di Timur Tengah, sekitar 100 tahun lalu.
The Independent mengabarkan Selasa (1/11/2016), Baroness Jenny Tonge yang memimpin acara itu di Parlemen Inggris mengumumkan, pihaknya meluncurkan ‘Palestinian Return Centre’s, PRC. Inisiatif ini dimaksudkan untuk menekan Inggris mengakui berperan besar menyebabkan “Bangsa Palestina menderita sejak 100 tahun lalu, lewat Deklarasi Balfour. Dan dampaknya melebar ke kawasan di Timur Tengah,” tutur Jenny Tonge, pemimpin Liberal Demokrat Inggris.
Menurut Jenny Tonge, bila petisi itu mencapai 100 ribu tanda tangan, maka parlemen Inggris akan mempertimbangkan untuk menggelar debat tentang hal itu. Seperti diketahui, Deklarasi Balfour yang bertarikh 1917 itu, adalah sepucuk surat dari Menlu Inggris Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild, kepala Federasi Zionis di Inggris Raya dan Irlandia. Dalam suratnya itu, Balfour mendukung ide pembentukan tanah air Yahudi di kawasan bersejarah Palestina, selama penduduk sipil dan warga non-Yahudi diberi kebebasan dan tidak ditekan.
Langkah inisiatif itu menyebabkan Baroness Jenny Tonge dikeluarkan dari Partai Liberal Demokrat. Partai ini menyatakan diri tidak mau memberi komentar apapun.
Sementara itu Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan pula agar Inggris mengeluarkan pernyataan maafnya secara terbuka. “Kami minta Inggris Raya mengambil pelajaran berharga ini. Inggris seharusnya menyadari dampai sejarah, hukum dan poltik terhadap konsekuensi Deklarasi Balfour itu. Sehingga kami menderita selama 100 tahun,” kata Abbas. “Setidaknya itulah yang bisa dilakukan Inggris Raya,” sambungnya.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Palestina Tuntut Inggris Minta Maaf Dirikan Yahudi"
Posting Komentar