INILAHCOM, Dhaka - Ribuan warga Bangladesh turun ke jalan memprotes aksi pembantaian warga Rohingya di Myanmar yang berlangsung beberapa hari ini.
ABC News mengabarkan Jumat (25/11/2016), selain meneriakkan seruan “Hentikan Pembantaian kaum Muslim Rohingya” para pengunjuk rasa juga membakar patung Aung San Suu Kyi dan bendera Myanmar.
Sebuah poster berbunyi “Buka perbatasan untuk menyelamatkan kaum Rohingya”, yang meminta Pemerintah Bangladesh segera membuka perbatasan di sebelah Tenggara yang berbatasan dengan Myanmar. Diperkirakan 10 ribu orang ikut hadir dalam aksi itu.
Media lokal Bangladesh memberitakan, ribuan warga Rohingya juga memasuki Bangladesh pekan ini, dibantu para penyelundup manusia. Namun, Mayor Jenderal Abul Hossain, Direktur Jenderal Penjaga Perbatasan Bangladesh menolak jumlah itu sambil menyatakan bahwa “Jumlahnya hanya beberapa saja,” katanya.
Sebanyak 500 ribu warga Rohingya tanpa dokumen lengkap tinggal di Bangladesh dari Myanmar sejak 1970-an. Sebanyak 33 ribu di antaranya terdaftar sebagai pengungsi Rohingya dan ditempatkan di dua kamp pengungsi di Distrik Cox, Bazar.
Kamis kemarin, petugas penjaga perbatasan Bangladesh menolak kedatangan belasan perahu berisi pengungsi Rohingya. “Kami memang menolak kedatangan mereka di Distrik Cox,” ujar Letnan Kolonel Abu Jar Jahid, komandan salah satu pos penjaga perbatasan di kawasan Teknaf, Cox Bazar.
Amnesti Internasional mengecam eksekusi yang dilakukan Pemerintah Myanmar, dan mengecam pula penolakan yang dilakukan Bangladesh. “Warga Rohingya terjepit antara Myanmar dan Bangladesh. Mereka dikembalikan petugas Bangladesh, tapi mereka juga menghadapi ancaman mati dari Myanmar. Padahal mereka butuh makanan, air dan pengobatan,” ujar Champa Patel, Direktur Amnesti Internasional untuk Asia Selatan.
Aksi unjuk rasa juga berlangsung di sejumlah negara Asia, termasuk di Indonesia, Malaysia dan Thailand, walaupun dalam jumlah kecil.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Muslim Rohingya Terjepit antara Myanmar-Bangladesh"
Posting Komentar