INILAHCOM, Dagestan - Sebuah laporan tentang sunat perempuan atau female genitale mutilation (FGM) di Dagestan, wilayah Kaukasus Utara memicu perdebatan sengit di Rusia karena sejumlah ulama membela praktik tersebut.
Mengutip BBC, kelompok masyarakat sipil menemukan FGM umum terjadi di antara Muslim di pedesaan bukit Dagestan. Praktek pemotongan alat kelamin wanita dilakukan di rumah-rumah penduduk.
Pimpinan Muslim Kawasan, Ismail Berdiyev, yang mengisyaratkan bahwa semua wanita harus disunat, kemudian menarik pernyataannya. Tetapi seorang pendeta senior Kristen Ortodoks, Vsevolod Chaplin, mendukungnya.
Dalam sebuah posting Facebook, Chaplin menuliskan 'simpati kepada mufti, dan saya berharap dia tidak akan mundur dari posisinya karena teriakan dan perdebatan yang akan mulai terjadi sekarang'.
"Kami Kristen Ortodoks memiliki tradisi yang berbeda, tetapi ini tidak pernah menghentikan kami untuk menghormati tradisi warga tetangga," tulisnya.
Ia mengatakan FGM tidak diperlukan wanita Kristen Ortodoks 'karena mereka tidak suka berzina'. Tetapi dia mendukung pernyataan mufti bahwa Tuhan menciptakan 'wanita agar mereka dapat melahirkan dan memelihara anak'.
"Feminisme adalah kebohongan abad ke-20," tambahnya.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Sunat Perempuan Diperdebatkan di Dagestan, Rusia"
Posting Komentar