INILAHCOM, Kigali - Rwanda melenyapkan setidaknya 50 ton lebih senjata usang dan berlimpah dalam kegiatan yang dilakukan Pasukan Pertahanan Rwanda melalui kemitraan dengan Pusat Regional mengenai Senjata Ringan di Danau Raya, Tanduk Afrika, dan Negara Berbatasan (RECSA).
Operasi itu bertujuan untuk membebaskan negara Afrika Timur tersebut dari senjata berbahaya dan membatasi kejahatan di masyarakat. Amunisi yang dibakar di Barak Militer Gabiro, distrik Nyagatare Timur itu meliputi granat dan bom sejalan dengan antipenyebaran Senjata Ringan dan Senjata Kecil Terlarang (SALW).
Sekretaris Pelaksana RECSA Theoneste Mutsindashayaka mengatakan pemusnahan tersebut bertujuan menghapuskan volume senjata berbahaya yang tak lagi diperlukan dan telah kedaluwarsa.
"Jika semua senjata ini tidak dimusnahkan, senjata ini akan lebih berbahaya buat penduduk ketimbang kerusakan lingkungan hidup kecil yang bersumber dari pemusnahannya. Kita telah melihat peledak yang ditanam melukai dan membunuh orang," ujar Mutsindashaya.
Kegiatan pemusnahan senjata memang telah rutin dilakukan Rwanda sejak 1994. Sebanyak 52.807 ton amunisi dan senjata dimusnahkan dari gudang RDF. Menurut RECSA, Afrika mengalami kerugian US$18 miliar setiap tahunnya akibat konflik bersenjata.
Pada Februari 2011 silam, hampir 26 orang tewas dan lebih dari 300 orang lagi cedera akibat ledakan senjata yang sudah kadaluwarsa di Kamp Militer Gombo le Mboto di Dar es Salaam, Tanzania. Kemudian pada April 2012, sebanyak 200 orang tewas ketika senjata yang disimpan meledak di Brazzaville, Ibu Kota Republik Kongo.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Rwanda Musnahkan 50 Ton Amunisi"
Posting Komentar