INILAHCOM, Washington DC - Presiden Obama menyerukan warga AS untuk menahan diri setelah tiga petugas polisi ditembak mati di kota Baton Rouge di Louisiana pada Minggu (17/7/2016).
Pria bersenjata itu, seorang Afro-Amerika yang telah berdinas selama lima tahun di Marinir AS, juga tewas.
Ketegangan di kota itu meningkat sejak seorang pria kulit hitam Alton Sterling ditembak mati oleh polisi dua pekan lalu.
Masih belum jelas apakah insiden hari Minggu itu terkait dengan kematian dan pembunuhan polisi yang kedua di Minnesota.
Kedua kematian itu membangkitkan gelombang protes di seluruh AS dan memicu serangan balas dendam oleh veteran tentara hitam yang menembak mati lima petugas di kota Dallas.
Dalam pidato yang disiarkan langsung dari Gedung Putih, Obama menyerukan agar semua warga AS bersatu dan menahan diri dari bahasa yang memecah belah.
"Terlepas dari motifnya, kematian tiga orang petugas yang berani ini menggarisbawahi bahaya yang dihadapi polisi di seluruh negeri setiap hari, dan kita sebagai bangsa harus tegas dan jelas, bahwa tidak ada yang bisa membenarkan kekerasan terhadap penegakan hukum," kata Obama seperti dilansir BBC.
"Semua orang sekarang harus berfokus pada kata-kata dan tindakan yang dapat menyatukan negara ini dan bukannya lebih memecah belah lagi. Kita perlu untuk mengendalikan kata-kata kita dan membuka hati kita... kita semua," imbuhnya.
Sebuah acara perkabungan berlangsung Minggu malam di gereja Saint John the Baptist di Zachary, di utara Baton Rouge, dihadiri para petugas polisi dan warga masyarakat.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Penembakan Baton Rouge, Obama Serukan Ketenangan"
Posting Komentar