KEMENANGAN Donald John Trump pada pemilihan pendahuluan di Negara Bagian Indiana, Selasa (3/5/2016) waktu AS, membuatnya semakin dekat untuk memenangkan pencalonan presiden dari Partai Republik dan sekaligus memukul Senator Ted Cruz yang ingin menghentikannya.
Cruz sangat berharap untuk bisa menang di Indiana demi menjegal Trump agar mendapatkan syarat minimal delagasi yang diperlukan menang sebelum partai ini menggelar konvensi Juli mendatang.
Namun Trump, setelah menumbangkan lawan-lawannya di lima negara bagian Northeast pekan lalu, justru memimpin di Indiana yang memiliki jatah 57 delegasi. Kemenangan itu membuatnya berada pada posisi terdepan untuk nominasi 7 Juni ketika pemilu pendahuluan Partai Republik terakhir diadakan.
BACA JUGA: DONALD TRUMP DI AMBANG JADI CAPRES PARTAI REPUBLIK
Kemenangan Trump adalah momen luar biasa dalam sejarah politik AS. Ia berada di jalur menjadi pendobrak kemapanan atau pembawa standar baru partai karena bisa menjadi calon presiden pertama yang tidak berpengalaman di jalur birokrat dan partai sejak Dwight Eisenhower, jenderal bintang lima dan panglima Pasukan Sekutu di Eropa pada Perang Dunia II.
Trump, konglomerat real estate yang berubah menjadi selebriti reality-show di televisi, tidak pernah terdaftar sebagai anggota Partai Republik sampai April 2012.
Ia pernah memberikan ratusan ribu dolar AS untuk Partai Demokrat, termasuk kemungkinan calon lawannya pada Pemilu AS tahun ini, Hillary Clinton.
Dan dalam beberapa masa kehidupannya, ia mengambil posisi yang antitesis dari pandangan ortodoks Republik pada hampir semua isu konservatif, termasuk aborsi, pajak dan pengawasan senjata.
Namun, itu semua tidak bisa menghentikannya.
Berkat kemampuannya berbicara kepada para pemilih yang tengah gelisah, dan kelihaiannya memanfatkan selebriti, Trump bisa menumbangkan para politisi veteran di partai ini hingga disebut sebagai calon terkuat selama tiga dekade terakhir.
BACA JUGA: AKUI KALAH DARI TRUMP, TED CRUZ MUNDUR DARI PENCALONAN
Uniknya lagi, ia melakukan itu dengan membelanjakan uang yang jauh lebih sedikit ketimbang yang dikeluarkan sebagian besar lawannya dan hanya diperkuat oleh staf kecil kampanyanye.
"Sungguh luar biasa Trump akan menjadi calon presiden untuk G.O.P. (Grand Old Party, julukan Partai Republik) tahun ini, siapa yang menyangka itu bakal terjadi?” kata Dewey M. Clayton, profesor ilmu politik pada Universitas Louisville, AS.
"Ia (Trump) pandai memanfaatkan suasana hati banyak pemilih yang tidak puas yang menyukai keberhasilan bisnis dan cara berbicaranya yang terus terang. Dia pembangkang, dan banyak pemilih yang menyukai ini," kata Clayton seperti dikutip laman New York Times. [tar/ikh]
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Donald Trump Dobrak Kelaziman dan Status Quo"
Posting Komentar