INILAHCOM, Ankara - Seorang wartawan Belanda ditangkap pada Sabtu malam (23/4/2016) karena telah melayangkan kritik terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Bukan hanya itu, wartawan bernama Ebru Umar tersebut juga dilarang meninggalkan Turki untuk sementara waktu.
Ebru adalah seorang atheis dan wartawan feminis asal Turki. Baru-baru ini ia menulis kritikan terhadap Erdogan di surat kabar Belanda, Metro. Ia lalu melanjutkan kritikannya di media sosial, yang akhirnya mengarah ke penangkapannya.
Ebru ditangkap di resor Kusadasi di bagian barat Turki, ketika sedang berlibur. Ia sempat dibawa ke hadapan hakim, sebelum dibebaskan tapi dilarang meninggalkan Turki untuk sementara waktu.
Melalui akun Twitter-nya, ia mengabarkan detik-detik sebelum penangkapan.
"Polisi di pintu. Bukan bercanda," kicaunya melalui akun Twitter @Umareberu.
"Saya tidak bebas, kami akan ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis sebelum dibawa untuk menghadap jaksa," kicaunya lagi.
Dikutip dari The Guardian, artikel yang ditulis Ebru terkait laporan bahwa konsulat Turki meminta organisasi Turki di Belanda untuk meneruskan email dan postingan media sosial yang menghina Erdogan atau Turki.
Ia kemudian membandingkan permintaan konsulat sebagai 'praktek NSB', ini merujuk pada prakterk dari partai Nazi sebelum dan selama perang dunia kedua.
Perdana menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa pihaknya akan meminta Turki untuk memperjelas hukuman Ebru.
Di Turki, menghina presiden adalah bentuk kejahatan, dan pelaku bisa dihukum sampai empat tahun penjara. Sejak Erdogan menjadi presiden pada tahun 2014, jaksa telah membuka lebih dari 1.800 kasus penghinaan terhadap presiden.
Tahun lalu, Turki juga mendeportasi wartawan Belanda lain setelah dia ditangkap karena dicurigai membantu gerilyawan Kurdi. Frederike Geerdink ditahan pada bulan September 2015 selama pertempuran antara pemberontak PKK dan pasukan keamanan Turki.
Baca Berita Selanjutnya
0 Response to "Kritisi Erdogan, Wartawan Belanda Ditangkap"
Posting Komentar